Semangat Baru Mahasiswa Muda Indonesia
Chaetomorpha crassa
Chaetomorpha crassa merupakan jenis dari Alga hijau
Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dilam alga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini pemanfaatan alga sebagai komoditiperdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.
Ganggang hijau / Chlorohyta adalah salah satu klas dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak berupa benang, lembaran atau membentuk koloni spesies ganggang hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.
Algae hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi algae. Algae hijau berbeda dengan devisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti tumbuhan tingkat tnggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karoten dan xantofit.
Algae berperan sebagai produsen dalam ekosistem. berbagai jenis algae yang hidup bebas di air terutama tubuhnya yang bersel satu dan dapat berperan aktif merupakan penyusun fitoplankton. sebagaian besar fitoplankton adalah anggota algae hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesis sehingga algae hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.
Jenis Chaetomorpha crassa Chaetomorpha crassa.gif Nama Latin: Chaetomorpha crassa; Classification: Empire Eukaryota Kingdom Plantae Subkingdom Viridaeplantae Phylum Chlorophycophyta Class Ulvophyceae Order Cladophorales Family Cladophoraceae Genus Chaetomorpha | |
Spesifikasi: Thalli silindris menyerupai rambut atau membentuk gumpalan seperti benang kusut, warna hijau. Sebaran: Habitat. Banyak ditemukan di zona pasang surut. Membentuk koloni yang tebal dan sering menutupi perairan. Menempel atau mengaitkan diri pada benda-benda padat (sisa tali, jarring atau sisa bangunan) di perairan dangkal. Potensi: jenis ini, bersama-sama dengan tumbuhan fotosintetik lainnya termasuk plankton merupakan kelompok organisme penting di laut karena sebagai pembentuk makanan primer memberikan sumbangan besar bagi kehidupan binatang akuatik di laut. Manfaatannya, bersifat ganda yaitu bermanfaat langsung bagi kepentingan manusia dan bagi kelanjutan fungsi ekologis perairan melalui perannya dalam rantai makanan di laut sebagai sumber makanan binatang di laut. Jadi, secara tidak langsung bermanfaat juga bagi tersedianya berbagai jenis binatang laut yang dikonsumsi oleh manusia. Dari ratusan jenis rumput laut yang ada di Indonesia, banyak di antaranya yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan, antara lain sebagai bahan makanan dan sayuran. Pemanfaatan lain adalah sebagai bahan mentah untuk industri penghasil agar, karaginan dan alginat yang diperlukan untuk bahan tambahan dalam pengolahan makanan, minuman, farmasi, kosmetika dan tekstil di dalam dan luar negeri. Kandungan kimia lain yang penting terdapat dalam rumput laut selain karbohidrat yang berupa polisakarida seperti agar, karaginan dan alginat juga terdapat mineral, protein, lemak, vitamin dan yodium. Secara tidak disadari bahwa sebenarnya manfaat dan peran rumput laut ini telah ada pada kehidupan kita sehari-hari. Kita berhias dengan minyak rambut, berkeramas dengan shampoo, bergosok gigi dengan odol, menikmati eskrim dan coklat, berdandan dengan baju yang bermotif warna-warni dan menyemir sepatu , kesemua bahan yang kita pergunakan tersebut sedikit banyak mengandung campuran rumput laut antara lain berupa agar, karaginan dan alginat. Produksi rumput laut di Indonesia, sebagian dipasok dari hasil panen persediaan alami (stock alam) di berbagai daerah dan yang lainnya berasal dari hasil panen budidaya atau rekayasa penanaman oleh para petani rumput laut. Sekarang, kegiatan penanaman rumput laut di Indonesia telah tersebar luas ke berbagai daerah, antara lain di Lampung, Banten, Teluk Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. |
| | |
chaetomorphacrassa1.bmp | chaetomorphacrassa2.bmp | chaetomorphacrassa3.bmp |
Pigmen
Pigmen yang dimiliki kloroplas pada Chaetomorpha crassa yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten serta berbagai macam xantofit (lutein, violaxantin, zeaxanthin). Karoten muncul sebagai karakter warna kuning kemerah-merahan. Sedangkan xantotif muncul sebagai warna kuning dengan nuansa warna yang unik. Menurut levavascur (1989) bahwa pigmen-pigmen fotosintesis dan pada alga hijau berklorofil a dan b mengandung shiphoxanthim atau lutein.
Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada jenis ini berupa amilum, tersusun sebagai rantai glukosa tidak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang yaitu amilopektin seringkali amilum terbentuk dalam granula bersama dengan bahan protein dalam plastida disebut pirenoid.
Susunan Tubuh
Chaetomorpha crassa mempunyai susunan tubuh Dari banyaknya variasi Berbentuk - filamen tidak bercabang.hal ini menyesuaikan diri dengan tempat hidup dan gaya hidupnya.
Struktur Sel
Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulose yang dapat memberikan sifat keras pada dinding sel dan lapisan luar adalah pektin. pada pada jenis ini ada yang berinti prokariota dan ada yang sebagian besar berinti eukariota. Intinya diselubungi membran inti terdapat nukleus dan kromatin. Inti umumnya tunggal tetapi ada yang memiliki inti lebih dari satu.
Alat Gerak / Flagel
Ada dua tipe pergerakan, yaitu:
1. Pergerakan dengan flagela,Flagela dihubungkan dengan struktur yang sangat halus yang disebut aparatus neuromotor. Tiap flagela terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2 singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2. Flagela tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.
2. Pergerakan dengan sekresi lendir
Pada chlorophyta terjadi pergerakan yang disebabkan adanya stimulus cahaya yang di duga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan ke depan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga lendir bagaian belakang seperti berkelok-kelok.
Perkembangbiakan
Pada rumput laut dikenal pola perkembangbiakan dengan pertukaran generasi antara
vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan dengan cara vegetatif adalah melalui
perbanyakan batang atau stek dan penyebarluasan spora, sedangkan
perkembangbiakan dengan cara generatif adalah melalui perkawinan antara gamet
jantan dan gamet betina. Spora pada rumput laut ada dua macam yaitu karpospora dan
tetraspora yang masing-masing dihasilkan oleh tumbuhan karposporofit dan
tetrasporofit. Gamet jantan dan gamet betina dihasilkan oleh dua individu tumbuhan
yang terpisah dan berbeda jenis kelaminnya yaitu tumbuhan jantan (gametofit jantan)
dan tumbuhan betina (gametofit betina). Sifat tumbuhan seperti ini, biasa disebut
tumbuhan berumah dua (dioceous). Ada juga tumbuhan yang berumah satu
(monoceous) di mana gamet jantan dan gamet betina dihasilkan dalam satu tumbuhan.
Pertumbuhannya di laut
Apabila kita berwisata ke pantai, sering kita menjumpai tumbuhan laut yang terdampar
atau terhempas ombak ke daratan atau melihat langsung yang masih tumbuh di laut.
Tumbuhan tersebut menempel pada bebatuan atau menancap pada substrat pasir.
Itulah umumnya rumput laut yang tampak dengan beraneka-macam
bentuk dan warnanya yang menarik. Ada yang berbentuk bola kecil, lembaran, rumpun
atau tegakan yang beraneka-ragam warna seperti merah, coklat, hijau dan warna
lainnya. Kalau kita perhatikan atau kita pegang rumput laut atau Algae tersebut maka ternyata
substansi fisiknya ada yang keras karena mengandung zat kapur, ada yang lunak
bagaikan tulang rawan dan ada juga yang kenyal seperti gel
Gambar 1. Komunitas rumput laut atau alga secara umum di pantai Selatan Jawa, Pameungpeuk, Garut
Alga, termasuk tumbuhan yang dalam proses metabolismenya memerlukan
kesesuaian faktor-faktor fisika dan kimia perairan seperti gerakan air, suhu, kadar
garam, nutrisi atau zat hara seperti nitrat dan fosfat, dan pencahayaan sinar matahari.
Dalam pertumbuhannya, zat hara diserap dari media air melalui seluruh kerangka
tubuhnya yang biasa disebut “thalli” (jamak) atau “thallus” (tunggal), sedangkan proses
fotosintesis berlangsung dengan bantuan sinar matahari yang menembus ke perairan di
tempat pertumbuhannya. Pada tumbuhan ini, walaupun tampaknya ada perbedaan
morfologis seperti akar, batang dan daun tetapi itu hanya bersifat semu saja karena
fungsinya sama. Hal ini berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi di darat yang memiliki
perbedaan fungsi jelas antara akar, batang dan daun. “Akar” atau disebut “holdfast”
sebenarnya hanya merupakan bagian dasar pada kerangka rumput laut dengan
berbagai macam bentuk dan biasanya hanya berfungsi sebagai alat pelekat atau
penumpu pada substrat sehingga tumbuhnya dapat kuat dan menetap, jadi bukan untuk
menyerap makanan dari substrat tersebut.
Akibat pertumbuhan algae hijau terhadap kualitas air
Air yang dipergunakan sebagai air minum harus memenuhi beberapa syarat antara lain, syarat fisika (tidak berbau, jernih, tidak berasa dan tidak berwarna). Syarat kimia (tidak mengadung zat-zat beracun tidak lebih dari standart yang telah ditetapkan) dan syarat biologis (bakteri coli yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari standart yang ditetapkan).
Kehadiran alga hijau dalam air dapat meyebabkan :
- Perubahan warna air
- Air menjadi licin karena dapat menghasilkan lendir
- Dapat menimbulkan bau dan rasa pada air
- Dapat menyebabkan kerapuhan pada beton
TUGAS PAPER
‘’ Kelompok Studi Mahasiswa Rumput Laut (Seaweed)’'
oleh :
Yanuar Yogha p
K2D009053
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010