Senin, 27 September 2010

All about Managemen Science

Semangat Baru Mahasiswa Muda Indonesia


Pengertian manajemen – Dalam mengartikan dan mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan, manajemen, manajemen pengurusan dan lain se- bagainya. Bila dilihat dari literatur-literatur yang ada, pengertian manajemen dapat dilihat dari tiga pengertian:

1. manajemen sebagai suatu proses.
2. manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
3. manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seni (art).

Manajemen sebagai suatu proses, melihat bagai mana cara orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut :
1. Encylopedia of The Social Science, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
3. Georçv R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.
Manajemen suatu kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah yang disebut dengan manajemen, sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya aktivitas manajemen disebut manajer.
Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen. Pengertian manajemen sebagai suatu ilmu dan seni dari :
1. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul JTAe^Bnctíon of the Executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fajol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan GerQge K Terry.
2. Marry Parker FoUett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Dari devinisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN  Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi  Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara  1. Pendahuluan
Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.  Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teorii manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen.  Tulisan ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.  Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produksi sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya manusia yang berada dalam organisasi.  Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.
II. Perkembangan Ilmu Manajemen
Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu : 1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi. 2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik, psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain. 3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni, misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara.   IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.

WIKIPEDIA :: Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir.[6] Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c5/Egypt.Giza.Sphinx.01.jpg/200px-Egypt.Giza.Sphinx.01.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.[rujukan?]
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.[7]

[sunting] Pemikiran awal manajemen

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.[2] Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.[8]
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

[sunting] Era manajemen ilmiah

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b7/Frederick_Winslow_Taylor.JPG/200px-Frederick_Winslow_Taylor.JPG
http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Frederick Winslow Taylor.
Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson[9] Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.[2]
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut.[9]
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik.[9] Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.[10] Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.[2] Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.[2]
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.[11]

Pada tahun 1911, Frederick Winslow Taylor menerbitkan karyanya, The Principles of Scientific Management, di mana ia menggambarkan bagaimana penerapan metode ilmiah kepada manajemen pekerja bisa sangat meningkatkan produktivitas. Manajemen ilmiah disebut metode untuk mengoptimalkan cara yang tugas dilakukan dan menyederhanakan pekerjaan cukup sehingga para pekerja dapat dilatih untuk melakukan urutan khusus mereka gerakan dalam salah satu cara "terbaik".

Sebelum manajemen ilmiah, pekerjaan yang dilakukan oleh pengrajin terampil yang telah belajar pekerjaan mereka di magang yang panjang. Mereka membuat keputusan sendiri tentang bagaimana pekerjaan mereka harus dilakukan. manajemen ilmiah mengambil banyak otonomi ini dan dikonversi kerajinan terampil menjadi serangkaian pekerjaan sederhana yang dapat dilakukan oleh pekerja tidak terampil yang dengan mudah dapat dilatih untuk tugas-tugas.

Taylor menjadi tertarik dalam meningkatkan produktivitas pekerja di awal karirnya ketika ia mengamati inefisiensi bruto selama kontak dengan pekerja baja.
Ibu Manajemen Modern

Lillian Gilbreth adalah ibu dari manajemen modern. Bersama dengan suaminya Frank, ia merintis teknik manajemen industri masih digunakan sampai sekarang. Dia adalah salah satu dari "superwomen" pertama yang menggabungkan karir dengan kehidupan rumah nya. Dia adalah seorang penulis produktif, penerima banyak gelar kehormatan, dan ibu 12. Dia mungkin paling diingat untuk ibu. Anak-anaknya menulis buku-buku murah populer oleh Dozen dan Belles pada Toes mereka tentang pengalaman mereka tumbuh bersama seperti sebuah keluarga besar dan terkenal. Tapi Lillian Moller Gilbreth tidak hanya ibu, dia adalah seorang insinyur dan seorang psikolog industri.

Lillian unggul di sekolah tinggi dan memutuskan bahwa ia ingin belajar sastra dan musik. Ayahnya tidak percaya pada pendidikan tinggi bagi perempuan. Dia merasa bahwa mereka hanya membutuhkan pengetahuan yang cukup untuk mengelola rumah anggun. Tapi Lillian membujuknya untuk membiarkan dia kuliah di Universitas California di Berkeley ketika tinggal di rumah dan mempertahankan tugas keluarganya.
Ketika ia memperoleh B.A. nya dalam literatur pada tahun 1900, dia adalah wanita pertama untuk berbicara di sebuah dimulainya University of California.

Dia pergi ke Columbia, namun penyakit terpaksa kembali ke California setelah tahun pertama. Tanpa rasa takut, ia kembali ke Berkeley dan menerima gelar master dalam sastra tahun 1902. Dia dirayakan dengan perencanaan liburan. Dia menghabiskan beberapa waktu di Boston sebelum memulai, dan di sana ia bertemu dengan calon suaminya.

Frank Gilbreth, yang tidak pernah pergi ke perguruan tinggi, tertarik dalam efisiensi di tempat kerja. Nya antusiasme untuk masalah itu menular. Ia mengusulkan untuk Lillian Moller tiga minggu setelah kembali dari Eropa, dan bersama-sama mereka mulai penelitian mereka tentang prinsip-prinsip manajemen ilmiah. Frank memulai bisnis konsultasi dan Lillian bekerja di sisinya. Mereka mulai keluarga mereka dan pada tahun 1910 pindah ke Rhode Island, di mana Gilbreth mengambil doktor di bidang psikologi di Brown University pada tahun 1915 - dengan empat anak muda di belakangnya pada upacara tersebut.

Tapi di mana Frank prihatin dengan aspek teknis efisiensi pekerja, Lillian prihatin dengan aspek manusia manajemen waktu. ide nya tidak banyak diterapkan selama hidupnya, tetapi mereka menunjukkan arah yang akan mengambil manajemen modern. Dia mengakui bahwa para pekerja dimotivasi oleh insentif tidak langsung (antara yang dia termasuk uang) dan insentif langsung, misalnya kepuasan kerja. Karyanya dengan Frank membantu menciptakan standardisasi pekerjaan, upah insentif-rencana, dan penyederhanaan kerja. Akhirnya, ia merupakan salah satu pertama yang mengakui dampak kelelahan dan stress pada manajemen waktu.

Lillian Gilbreth melanjutkan karyanya sendiri setelah kematian Frank pada tahun 1924. Pada tahun 1926, ia menjadi anggota wanita pertama dari American Society of Mechanical Engineers. Dia pergi ke Purdue pada tahun 1935 sebagai profesor manajemen dan profesor perempuan pertama di sekolah teknik. Dalam bisnis konsultan, dia bekerja dengan GE dan perusahaan lain untuk meningkatkan desain dapur dan peralatan rumah tangga. Dia bahkan menciptakan teknik baru untuk membantu wanita penyandang cacat menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga biasa.

Dia tidak pensiun dari kerja profesional sampai ia berada di tahun 80-an nya. Dia bepergian secara luas, berbicara dan menulis tentang isu-isu manajemen. Pada tahun 1966, ia memenangkan Medali Hoover dari American Society of Civil Engineers. Dia meninggal pada usia 92, penerima lebih dari selusin gelar kehormatan. Kemampuannya untuk menggabungkan karir dan keluarganya membuat dia disebut, oleh California Bulanan pada tahun 1944, "seorang jenius dalam seni hidup."
Henri Fayol (lahir di Istanbul, 1841, meninggal di Paris, 1925) adalah seorang teoris manajemen atau administrasi asal Perancis. Fayol adalah salah satu kontributor paling berpengaruh dalam konsep manajemen atau ilmu administrasimodern. Peninggalan Fayol yang paling terkenal adalah tentang lima fungsi utama manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan mengontrol (Fayol, 1949, 1987). Menurut Fayol, praktek manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer.
Fayol terkenal akan 14 prinsip manajemennya. Prinsip ini disebut Fayol dalam karya aslinya sebagai 14 prinsip administrasi. Perbedaan terjemahan dan kiblat ilmu antara Anglo Saxon dan Continental menyebabkan banyak orang memahami Fayol sebagai teoris manajemen. Padahal ini disebabkan karya aslinya, "Administration Industrielle et Generale" yang diterjemahkan ke bahasa inggris "General and Industrial Management".
Ilmu Manajemen berkembang di negara-negara Anglo Saxon, sedangkan ilmu Administrasi berkembang di negara-negara Continental. Pada perkembangan berikutnya, terdapat istilah tata usaha yang dipahami lewat bahasa belanda sebagai administratie yang maerupakan bagian dari Ilmu Administrasi itu sendiri. Pada akhirnya, di negara-negara jajahan terjadi reduksi makna administrasi menjadi dalam arti sempit tata usaha, sedangkan manajemen berkembang sesuai dengan proporsi aslinya.
Maximilian Weber/Max weber (lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864 – meninggal di München, Jerman, 14 Juni 1920 pada umur 56 tahun) adalah seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara modern. Karya utamanya berhubungan dengan rasionalisasi dalam sosiologi agama dan pemerintahan, meski ia sering pula menulis di bidang ekonomi. Karyanya yang paling populer adalah esai yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, yang mengawali penelitiannya tentang sosiologi agama. Weber berpendapat bahwa agama adalah salah satu alasan utama bagi perkembangan yang berbeda antara budaya Barat dan Timur. Dalam karyanya yang terkenal lainnya, Politik sebagai Panggilan, Weber mendefinisikan negara sebagai sebuah lembaga yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekuatan fisik secara sah, sebuah definisi yang menjadi penting dalam studi tentang ilmu politik Barat modern.
Peter Ferdinand Drucker (lahir di Kaasgraben, Vienna, Austria, 19 November 1909 – meninggal di Claremont, California, Amerika Serikat, 11 November 2005 pada umur 95 tahun) adalah seorang penulis, konsultan manajemen, dan "ekolog sosial."[1] Ia sering disebut sebagai bapak "manajamen modern." Ratusan artikel ilmiah dan populer serta 39 bukunya menjelaskan bagaimana manusia diorganisir pada setiap sektor masyarakat—bisnis, pemerintah, maupun organisasi non-profit.[2] Tulisan-tulisannya juga berhasil memprediksi berbagai peristiwa yang terjadi di abad ke-20 seperti privatisasi dan desentralisasi; kebangkitan Jepang sebagai kekuatan ekonomi dunia; peran pemasaran yang semakin meningkat; dan kebutuhan akan sebuah masyarakat informasi.[3] Pada tahun 1959, Drucker memperkenalkan istilah "Pekerja pikiran" (knowledge worker).
therblig A adalah nama salah satu dari serangkaian gerakan dasar yang diperlukan bagi pekerja untuk melakukan operasi manual atau tugas. set terdiri dari 18 elemen, masing-masing menggambarkan aktivitas standar. Semuanya tercantum di bawah ini.

        * Search
        * Temukan
        * Pilih
        * Pegang
        * Tahan
        * Posisi
        * Assemble
        * Gunakan
        * Bongkar
        * Periksa
        * Transportasi dimuat
        * Transportasi dibongkar
        * Pra-posisi untuk operasi berikutnya
        
* Release beban
        * Terhindarkan keterlambatan
        * Dihindari keterlambatan
        * Rencana
        * Istirahat untuk mengatasi kelelahan

therblig ini digunakan dalam studi ekonomi gerak di tempat kerja. Sebuah tugas tempat kerja dianalisis dengan merekam setiap unit therblig untuk sebuah proses, dengan hasil yang digunakan untuk optimasi kerja manual dengan menghilangkan gerakan yang tidak diperlukan.

The therblig Kata pembalikan dari kata Gilbreth, dengan 'th' dianggap sebagai satu huruf.
Ini adalah penciptaan Frank Bunker Gilbreth dan Lillian Moller Gilbreth, psikolog industri Amerika yang menemukan bidang studi waktu dan gerak.


Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
  • Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
  • Money (uang)
uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
  • Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
  • Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
  • Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
  • Market (pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

Prinsip-prinsip manajemen adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Menurut Henry Fayol. seorang industrialis asal Perancis, prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Prinsip - prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol terdiri dari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar